Petualangan Tintin, sebuah serial komik Eropa yang sangat terkenal di abad 20. Di Indonesia sendiri, tidak sedikit masyarakat yang mengikuti kisah petualangan Tintin yang diceritakan sebagai seorang wartawan dan sering memecahkan banyak misteri dan teka teki.
Telah diterjemahkan kedalam lebih dari lima puluh bahasa, komik Tintin bahkan sudah dicetak lebih dari 200 juta copy. Komik yang ditulis oleh seniman Belgia bernama Georges Remi tersebut sangatlah istimewa bagi Indonesia sebab Indonesia pernah menjadi bagian dalam salah satu kisah perjalanan Tintin.
Tepatnya dalam seri komik yang berjudul Flight 714, Tintin melakukan penerbangan dari London menuju Sydney dan singgah di Indonesia. Mendarat di bandara internasional pertama Indonesia, narasi dan gambar komik tersebut memperlihatkan kejayaan Kemayoran sebagai lokasi bandara tersebut.
"Itu! Lihat! Kemajoran!...Apakah ini Djakarta atau bukan?" kata Professor Calculus kepada Tintin dan Kapten Haddock, demikian kutipan di komik yang terbit pada tahun 1968 itu.
Mengenang kisah Tintin dalam perjalanannya di Indonesia kembali mengingatkan kita pada sejarah penerbangan Indonesia. Siapa yang sangka bahwa Kemayoran pernah memperlihatkan kejayaannya sebagai gerbang internasional bagi seluruh tamu dunia yang berkunjung di Indonesia.
Tidak hanya memperlihatkan ruang tunggu bandara, namun komik Tintin juga memuat menara Air Traffic Control (ATC). Bahkan menara yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 tahun 1993 tersebut kini dikenal dengan sebutan menara ATC Tintin.
Meski bandara Kemayoran telah berhenti beroperasi dengan resmi sejak 1985 namun bangunan menara ATC masih dapat dilihat dengan jelas. Bahkan hingga saat ini masih banyak pengunjung baik dari komunitas hingga Duta Besar Belgia yang mengunjungi menara ATC untuk mengenang sejarah penerbangan dan kisah perjalanan Tintin di Indonesia.
Kehadiran menara ATC Tintin tentu tidak dapat dilepaskan dari perjalanan penerbangan Indonesia, dengan cat khas merah putih, menara ini masih kokoh berdiri meski telah dibangun pada tahun 1938. Menjadi saksi sejarah penerbangan, menara ini bagaikan sisa sejarah dalam perkembangan dan kejayaan kedirgantaraan Indonesia kala itu.
Sebagai bandara internasional pertama, telah banyak pesawat yang pernah mendarat di Kemayoran, bahkan pameran kerdirgantaraan pertama Indonesia dulunya diselenggarakan di Kemayoran. Selain itu, pada masa perang Asia Pasifik berkecamuk, Kemayoran juga digunakan sebagai tempat untuk penerbangan pesawat – pesawat militer.
Mengenal kembali menara ATC tintin yang diabadikan dalam komik Tintin tersebut, secara langsung memperlihatkan bagaimana sisa sejarah yang masih ada di Kemayoran sebagai saksi atas perkembangan dan kejayaan sejarah penerbangan Indonesia.
Kini, meski bandara internasional telah beralih ke Cengkareng yakni Bandara Internasional Soekarno – Hatta, namun seyogyanya sejarah penerbangan masih dapat terus dikenali dan diabadikan untuk diteruskan kepada penerus masa depan Indonesia nantinya salah satunya lewat menara ATC Tintin yang masih ada di Kemayoran.