Tinggal 10 hari menuju pesta kompetisi olahraga untuk atlet difabel se-Asia, Asian Para Games 2018, INAPGOC menggelar simulasi transportasi perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran menuju lokasi venue-venue pertandingan. Simulasi dilakukan pukul 09.00 WIB hari ini, Selasa (25/9), dari transport mall Wisma Atlet Kemayoran menuju 11 venue pertandingan Asian Para Games 2018 dengan menggunakan sekitar 20 armada bus. Transportasi yang digunakan mulai dari bus low deck, high deck, dan beberapa jenis kendaraan minibus lainnya.
Jarak waktu maksimal yang ingin ditempuh adalah 55 menit dengan rute terjauh adalah venue PB POPKI yang terletak di Cibubur, sementara rute terdekat adalah JI Expo Kemayoran.
Untuk melakukan simulasi transportasi ini, INAPGOC bekerjasama dengan Polda Metro Jaya melakukan pengawalan khususnya dari wisma atlet menuju venue-venue di Gelora Bung Karno, Senayan. Selain itu, INAPGOC juga bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk menggelar simulasi tersebut.
“Jadi pagi ini kami akan melaksanakan kegiatan simulasi khususnya untuk kegiatan transportasi dan berkaitan dengan pengawalan rute. Rute dari wisma atlet menuju ke beberapa venue”, ujar Kombes Pol Yusuf SIK Dirlantas Polda Metro Jaya dalam jumpa persnya sebelum memulai simulasi.
Simulasi ini melibatkan beberapa orang pengguna kursi roda dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) dan beberapa volunteer.
Tidak hanya simulasi waktu tempuh, acara hari ini sekaligus melakukan simulasi opening ceremony yang akan dilaksanakan di GBK.
“Nanti di GBK juga akan ada simulasi opening ceremony, karena waktunya sempit, 2 jam harus selesai, maka opening ceremony pun perlu dilakukan simulasi”, jelas Adrianto, Direktur Transportasi INAPGOC.
Kemudian kecepatan kendaraan pun harus dijaga dan tidak boleh melebihi 60 km per jam. Hal ini berkaitan dengan keamanan para atlet difabel yang menggunakan kursi roda.
“Kecepatan kendaraan harus dijaga, karena lebih sensitive, safety-nya lebih tinggi, sehingga keamanan atlet perlu dijaga agar aman di dalam bus”, tutup Adrianto.