Upacara pembukaan Asian Games tentu masih sangat segar di ingatan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, sehari setelah perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan, Indonesia menunjukkan eksistensinya dihadapan dunia sebagai tuan rumah yang mampu menyambut tamu dengan hajatan spektakuler.
Dengan memamerkan kekayaan alam lewat lanskap yang ditunjukkan dengan teknologi tiga dimensi, Indonesia mengajak para tamu yang terdiri dari atlet dan official serta mata dunia ikut menyelami laut, mendaki gunung dan menjelajahi hutan.
Kekaguman dunia pun secara langsung heboh hingga di dunia maya, masyarakat gencar memperbincangkan bagaimana promosi Indonesia dikemas dengan sangat apik dalam upacara pembukaan Asian Games.
Memanfaatkan kesempatan sebagai tuan rumah, Indonesia berupaya keras untuk dapat menunjukkan kekayaan dan keramahan Indonesia. Menggunakan momen yang membuat Indonesia dikunjungi oleh puluhan ribu orang dengan mempromosikan seluruh identitas Indonesia.
Memperkenalkan Indonesia kepada dunia lewat Asian Games ternyata tidak hanya ada pada upacara pembukaan. Indonesia memanfaatkan peluang Asian Games dari berbagai aspek. Salah satunya adalah promosi kuliner nusantara.
Bukan hal yang biasa lagi jika kuliner nusantara dijadikan sebagai cara dalam menjadikan Indonesia sebagai tujuan pariwisata dunia. Aneka rasa makanan tradisional dinilai mampu menggaet masyarakat negara lain termasuk atlet dan official yang mengikuti Asian Games.
Keanekaragaman nusantara ini dapat ditemui dan dinikmati oleh peserta Asian Games di Wisma Atlet Kemayoran. Terletak di Dining Hall, panitia Asian Games (Inasgoc) tidak hanya menyediakan makanan Internasional dan makanan dari negara - negara bagian yang ada di Asia. Hidangan yang disediakan pun juga terdiri dari aneka kuliner Indonesia seperti nasi goreng, pempek, sate, maupun soto.
Mengunjungi Dining Hall akan terlihat bagaimana hidangan nusantara tersebut mampu membuat antrian panjang dari atlet dan official setiap harinya. Menunjukkan bahwa kuliner nusantara memang memiliki daya tarik bahkan menjadi hidangan favorit para atlet dunia.
Selain menyediakan kuliner nusantara di Dining Hall, Inasgoc juga menggelar food festival khusus untuk para penghuni Wisma Atlet.
Lewat festival makanan yang menyediakan sate dan beragam soto di Wisma Atlet, Inasgoc yakin bahwa langkah tersebut juga digunakan untuk menampilkan kekayaan kuliner nusantara. Ketertarikan para atlet pun terlihat dengan kedatangan mereka yang mampu menghabiskan seluruh menu yang disajikan hanya dalam selang waktu beberapa jam saja.
Memaknai posisi Indonesia sebagai tuan rumah ternyata tidak hanya sekedar penyelenggaraan acara pembukaan yang mampu memukau dunia, namun juga bagaimana memanfaatkan keleluasan Indonesia dalam menunjukkan dan melihat ketertarikan dunia atas kekayaan Indonesia.
Menjadi tuan rumah yang tidak hanya berperan sebagai penyedia arena tanding atlet dunia, namun juga mampu menghadirkan berbagai potensi kekayaan Indonesia, baik itu alam hingga pada kuliner nusantara. Memahami bahwa pagelaran Asian Games juga merupakan ruang untuk membuktikan bahwa kuliner nusantara mampu menjadi hidangan favorit para atlet dunia.