Perjalanan rombongan atlet dan official mendapatkan pengawalan polisi selama event Asian Games berlangsung. Lama perjalanan rombongan dari satu venue ke venue lainnya memiliki target masing-masing sesuai dengan jarak tempuh dari Wisma Atlet. Pengawalan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelancaran dan keamanan rute yang dilintasi oleh rombongan.
Pengawalan yang dilakukan oleh kepolisian menggunakan armada motor dan mobil polisi yang selalu siap sedia di luar area Wisma Atlet. Rute yang dituju antara lain venue pertandingan Asian Games di JI Expo dan Gelora Bung Karno (GBK) serta tujuan bandara. Setiap rute tujuan telah ditetapkan waktu tempuhnya, contohnya dari Wisma Atlet menuju GBK dicapai tidak lebih dari 30 menit. Selain itu, pengawalan juga dilakukan ketika atlet ingin berlatih di area sekitar Jakarta.
Jumlah anggota pengawalan yang diturunkan sebanyak 559 orang dari Polda Metro Jaya ditambah 70 orang dari Samapta Bhayangkara, sedangkan armada motor dan mobil yang digunakan sejumlah anggota pengawalan yang telah ditugaskan. Seluruh pengawal dari kepolisian atau disebut rider sudah memiliki jadwal pengawalan harian tersendiri yang dibagi per cabang olahraga.
Mengingat kondisi lalu lintas di Jakarta yang padat setiap harinya, kendala utama yang dihawatirkan adalah kemacetan yang terjadi di ruas-ruas jalan menuju rute yang dilintasi oleh rombongan Asian Games. Namun, menurut AKBP Slamet Widodo, Pengendali Trasportasi Wisma Atlet Kasat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya, dari sisi transportasi tidak menghadapi kendala yang berarti.
“Tidak ada kemacetan, karena pemerintah sangat mendukung adanya acara Asian Games ini, seperti truk bersumbu 3 tidak boleh melintas di rute-rute jalan yang akan dilewati para atlet, pemberlakukan sistem ganjil genap, dan anak sekolah yang diliburkan di sekitar Kemayoran,” ujar Slamet.
Perjalanan yang dilalui oleh rombongan atlet dan official lebih banyak menggunakan jalan tol dengan pertimbangan untuk menghindari pengguna motor dan pejalan kaki yang menyeberang yang berpotensi menghambat kelancaran perjalanan. Senada dengan yang diungkapkan oleh AKBP Slamet Widodo, salah satu rider motor, Hendri, anggota Sat PJR Polda Metro Jaya, menerangkan bahwa selama ini pengawalan tidak menghadapi hambatan kepadatan lalu lintas.
“Pemahaman masyarakat sudah tinggi, sekitar 90% masyarakat sudah paham akan adanya Asian Games sehingga mudah memberikan jalan untuk bis atlet,” jelas Hendri.
Namun, kendala yang dihadapi datang dari atlet sendiri. Seringkali, jadwal keberangkatan atlet dan official mundur dari jadwal yang telah ditentukan bahkan seringkali ada jadwal yang mendadak diberitahukan. Selain itu, pernah terjadi kejadian atlet yang ingin dikawal prioritas dengan alasan akan berlatih, namun ternyata atlet tersebut hanya ingin menonton pertandingan saja.
“Bagi kami tidak apa-apa hal itu terjadi, dari sisi pengawalan kepolisisan hingga saat ini masih tertangani dengan baik,” tutup Hendri.