Makanan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan selama acara Asian Games 2018 berlangsung. Pasalnya, para atlet harus mengisi kembali tenaga yang telah habis digunakan setelah bertanding melalui makanan. Untuk urusan makanan, para atlet yang tinggal di Wisma Atlet Kemayoran disediakan dining hall besar dengan masakan yang telah disesuaikan nutrisinya untuk asupan para atlet. Di tempat inilah, seluruh atlet dari berbagai negara bertemu dan menyantap makanan.
Dining hall Wisma Atlet Kemayoran mulai menyediakan sarapan sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, kemudian persiapan makan siang sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Pada pukul 15.00 WIB, seluruh booth akan membersihkan makanan tersisa dan mulai menyediakan makanan kembali pada pukul 17.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Selain itu, terdapat all-day booth yang selalu menyediakan makanan berupa roti, sereal, berbagai jenis minuman seperti kopi, susu, dan teh selama 24 jam.
Menurut keterangan dari PIC Dining Hall Wisma Atlet dari INASGOC, Afwan Kirniadi, dining hall akan menyiapkan makanan untuk atlet jika ada permintaan diluar jam operasional dining hall.
“Kami akan menyiapkan makanan meskipun pada jam-jam diluar operasional dining hall ketika ada permintaan jika atlet baru selesai bertanding pukul 12 malam. Kami bisa fleksibel karena harus menyesuaikan dengan jadwal para atlet,” ujar Afwan.
Tim PPK Kemayoran dan Humas Kementerian Sekretariat Negara berkesempatan untuk mencoba makanan-makanan yang disajikan di dining hall Wisma Atlet Kemayoran pada saat kunjungan ke Wisma Atlet pada hari Selasa (28/8). Makanan yang tersedia berasal dari Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Barat, Asia Tengah, dan internasional. Selain itu, tersedia juga buah-buahan, sup, salad, dan pizza. Makanan yang disajikan antara lain nasi goreng, nasi briyani, soto, sate, pempek, pasta, kambing guling, dan sebagainya. Makanan Indonesia terfavorit diantara para atlet adalah soto, sate, dan makanan khas yang tidak asing lagi, yaitu nasi goreng.
Selama ini tidak ada keluhan dari para atlet terkait makanan yang disajikan di dining hall Wisma Atlet. Para atlet luar negeri pun menyukai makanan asli Indonesia yang terlihat dari cukup panjangnya antrian di booth makanan Indonesia. Terlihat dalam antrian ada atlet Filipina, Cina, China Taipei, dan atlet dari Indonesia sendiri.
Kendala yang dihadapi justru datang dari para atlet yang seringkali tidak menghabiskan makanan yang diambil. Selain itu, para atlet masih banyak yang kedapatan membawa makanan ke luar dining hall meskipun hal tersebut dilarang oleh panitia.