Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur, Jakarta ternyata masih memiliki lahan-lahan yang penuh potensi. Salah satunya lahan bekas Bandara Kemayoran seluas 454 hektar di Kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat yang saat ini dikelola oleh Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek kemayoran.
Meskipun saat ini kawasan Kemayoran sudah bukan lagi seperti dahulu, tetapi warisan budayanya masih terjaga hingga saat ini. Sebuah Relief beton modern dan Menara Kontrol (ATC) merupakan saksi sejarah yang tidak bisa dipisahkan dari kemegahan kawasan Kemayoran sebagai bandara Internasional pertama di Indonesia pada saat itu.
Relief beton modern pertama di Indonesia merupakan sebuah karya seni tinggi yang dibuat oleh para seniman Indonesia antara lain Sindoesoedarsono Soedjojono, Harijadi Sumodidjojo, dan Surono serta para murid-muridnya pada tahun 1957 atas permintaan Presiden Soekarno pada saat itu. Relief tersebut terpajang di sebuah ruangan VIP Room bandara kemayoran dimana proses pengerjaannya dilakukan dengan teknik pahatan dalam.
Relief yang dibuat oleh para Seniman Indonesia Muda tersebut bertemakan tentang kekayaan yang dimiliki Indonesia. Sudjojono membuat relief dengan panjang perkiraan 30 m dan tinggi 3 m yang menggambarkan Manusia Indonesia yang sedang membangun,bekerja di berbagai bidang dan tergambar dengan tubuh yang kekar. Harijadi S membuat relief dengan panjang perkiraan 10 m dan tinggi 3 m yang menggambarkan tentang keanekaragaman Flora dan fauna yang ada di Nusantara. Sementara itu, Surono membuat relief dengan panjang perkiraan 13 m dan panjang 3 m yang menggambarkan kisah Sangkuriang.
Selanjutnya, warisan bekas bandara Kemayoran adalah Menara Air Traffic Control (ATC) yang merupakan menara ATC pertama di Asia tenggara dan dikenal dengan sebutan menara Tintin, kini sudah ditetapkan menjadi cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 495 tahun 1993, dengan sebutan “Menara Kemayoran”. Menara yang didirikan pada 1938 itu kini masih berdiri tegak dan kokoh antara gedung-gedung di Kawasan Kemayoran.
Menara Kemayoran ini punya kisah tersendiri karena tampil di komik petualangan Tintin yang dikenal dengan rambut jambulnya yang khas dan unik. Cerita petualangan Tintin berjudul Flight 714, Tintin, Snowy, Kapten Haddock dan Professor Calculus, mendarat di Bandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta, untuk pemberhentian terakhir penerbangan 714 dari London sebelum menuju ke Sydney. "Itu! Lihat! Kemajoran!...Apakah ini Djakarta atau bukan?" kata Professor Calculus kepada Tintin dan Kapten Haddock, demikian kutipan di komik yang terbit 1968 itu.
Kedua warisan budaya tersebut kini tampak dalam kondisi baik dan seperti yang diucapkan oleh Bung Karno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.”