Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati oleh bangsa Indonesia setiap tanggal 20 Mei tonggak lahirnya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908. Salah satu inspirasi yang bisa di serap dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah organisasi modern pada tahun 1908 adalah munculnya sumber daya manusia Indonesia yang terdidik , memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan, dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul inilah semangat kebangkitan nasionai dimulai.
Untuk menghormati jasa para pahlawan, PPK Kemayoran selaku pengelola kawasan Kemayoran melaksanakan upacara peringatan Hari kebangkitan Nasional ke 108 di halaman kantor PPK Kemayoran, Jumat 20/5 dengan tema “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri, dan Berkarakter”.
Upacara diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan PPK Kemayoran yang di pimpin oleh Direktur Utama PPK kemayoran, Dwi Nugroho dan diawali dengan prosesi pengibaran Bendera Merah Putih serta dilanjutkan dengan sambutan Direktur Utama PPK Kemayoran.
Dalam sambutannya, Direktur Utama PPK Kemayoran mengatakan bahwa ada penekanan pada dimensi internasional dalam tema tersebut. Kerja nyata kita, kemandirian kita, dan karakter kita semua terpusat pada pemahaman bahwa saat ini kita dihadapkan dalam kompetisi global. Persaingan bukan lagi muncul dari tetangga-tetangga di sekitar lingkungan kita saja, sebaliknya justru inilah saat paling tepat bagi kita untuk bahu-membahu bersama sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan-persaingan pada aras global, karena lawan tanding kita semakin hari semakin muncul dari seantero penjuru dunia. Sebagai satu kesatuan, mau tak mau kita harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif dalam persaingan pada tingkat global tersebut.
Pada aspek-aspek kerja nyata, kemandirian, dan karakter kitalah terletak kunci untuk memenangkannya. Kini bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak produktif.
Selanjutnya Direktur Utama Berpesan bahwa “Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh inisiatil bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini. Hanya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan bermanfaat. Kita harus membiasakan yang benar dan bukan sekadar membenarkan yang biasa”.
Upacara di akhiri dengan menyanyikan lagu nasional Padamu Negeri dan Satu Nusa Satu Bangsa yang di ikuti oleh seluruh peserta Upacara.