Hampir satu bulan berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga negara Indonesia yang dinyatakan positif COVID-19. Hingga hari ini, Kamis (25/6) jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah hingga tercatat sebanyak 790 orang.
Jumlah tersebut tidak termasuk dengan pasien dalam perawatan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. Menurut data dari sumber resmi, rumah sakit darurat tersebut sedang merawat sebanyak 208 pasien.
Hal ini membuat pemerintah terus menyerukan penerapan berbagai metode pencegahan kepada masyarakat. Mulai dari pemindahan area kerja dari kantor ke rumah (work from home) bagi para karyawan, belajar di rumah secara daring bagi siswa sekolah dan mahasiswa, menunda acara yang dihadiri orang banyak, termasuk tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call.
Menyebar melalui droplet atau cairan, virus ini dapat menular dari manusia ke manusia apabila melakukan interaksi dalam jarak dekat kurang dari 1 meter. Melalui aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari, seperti bercakap-cakap, berkerumun, dan bekerja dalam kelompok memperbesar potensi penularan COVID-19.
Menyadari hal tersebut, pemerintah kemudian mengambil langkah instruksi pencegahan, yaitu social distancing. Tindakan ini menyarankan langkah-langkah mengatur jarak untuk mengurangi interaksi sosial antara orang-orang agar mengurangi penularan COVID-19.
Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Faktanya, hal tersebut tidak terlepas dari tantangan. Secara sosial, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat komunal, artinya memiliki ketergantungan yang kuat atas kebersamaan dengan orang lain. Mudahnya, masyarakat Indonesia sangat suka berkumpul dan berkelompok. Melalui kebiasaan ini, potensi penyebaran COVID-19 menjadi semakin besar.
Tidak ingin menambah angka penyebaran COVID-19 di Jakarta, PPK Kemayoran pun turut berupaya untuk melandaikan kurva pandemi virus tersebut.
Menerapkan sistem remote working atau work from home sejak tanggal 17 Maret bagi sebagian besar karyawan, PPK Kemayoran berharap agar penyebaran virus tidak menular di kawasan Kemayoran.
Tidak hanya itu, PPK Kemayoran pun menghimbau agar seluruh masyarakat turut melakukan metode social distancing dimanapun yang disampaikan melalui media sosial Instagram @ppkkemayoran. Tidak berkerumun, tidak berjabat tangan, serta mengurangi pertemuan secara fisik baik dengan jumlah orang banyak maupun sedikit diharapkan dapat memutus rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia.