Karya relief di Eks Bandara Kemayoran merupakan peninggalan karya seni yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan identitas dan budaya Indonesia kepada publik. Terdiri dari tiga relief yang dibuat oleh seniman ternama Indonesia, karya tersebut menjadi saksi kemegahan penerbangan Indonesia kala itu.
Meski tidak difungsikan sebagai bandara lagi, namun kehadiran relief di gedung VIP terminal bandara Kemayoran masih menyimpan pesan dan nilai estetika dalam setiap pahatannya. Menjadi sebuah karya fenomenal, relief yang kini berada dibawah Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) terus diupayakan untuk dikenali sebagai karya seni ruang pubik.
Melalui kegiatan Konservasi Karya Relief di Eks Bandara Kemayoran, Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama PPK Kemayoran mencoba memperkenalkan kepada publik tentang kemegahan eks bandara Kemayoran sebagai pintu gerbang Indonesia di masa itu.
Direncanakan untuk dijadikan sebagai bangunan cagar budaya, pengunjung yang hadir terlihat sangat antusias melihat peninggalan sejarah penerbangan yang masih eksis di Kemayoran. Mereka yang mayoritas berasal dari pelajar menyampaikan apresiasinya atas kegiatan edukasi yang dikemas dengan sangat menarik.
“Saya sangat antusias dengan kegiatan ini karena sebelumnya tidak tahu kalau ada bandara di Kemayoran, lewat kegiatan ini akhirnya paham bagaimana sejarah penerbangan Indonesia”, tutur Rifki, pelajar yang mengunjungi kegiatan konservasi relief.
Sementara itu, Citra salah satu pengunjung yang berasal dari Bekasi mengungkapkan kegiatan yang diselenggarakan menjadi ruang edukasi bukan hanya tentang sejarah tetapi juga keindahan karya seni yang disampaikan dari relief yang ada.
“Relief ini adalah karya seni yang luar biasa, tentu tidak mudah membuat pahatan dengan nilai estetika seperti ini”, ungkap Citra.
Berlangsung sejak tanggal 17 hingga 21 Juli, kegiatan ini digelar dengan memamerkan tiga relief yang bercerita tentang sangkuriang, flora dan fauna serta manusia Indonesia.