Dikenal sebagai lokasi bandara internasional pertama, Kemayoran secara langsung menjadi saksi sejarah penerbangan di Indonesia. Tidak hanya tertuang dalam Komik Tintin berjudul "Flight 714 to Sydney", kejayaan Kemayoran dapat pula dilihat dari 3 karya relief yang hingga kini masih kokoh terpasang di dinding bekas terminal VIP Bandara Kemayoran.
Menjadi karya fenomenal yang dibuat oleh seniman ternama Harijadi Sumodidjojo, Sindoesoedarsono Soedjojono, dan Soerono yang kemudian dalam pengerjaannya didukung oleh Seniman Indonesia Muda (SIM). Relief tersebut sengaja dibuat atas gagasan Presiden Soekarno pada tahun 1957 untuk menyambut tamu negara kala itu.
Dalam rangka mengapresiasi karya seni relief yang secara khusus diciptakan untuk ranah publik di masa itu, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) bersama Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, berupaya untuk mengimplementasikan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan melalui kegiatan Konservasi Karya Seni Rupa di Ruang Publik, Rabu (17/7).
Dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktur Jenderal Kebudayaan Dra. Sri Hartini, M.Si kegiatan ini juga dihadiri oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan PPK Kemayoran Riski Renando.
Dalam sambutannya Riski menyampaikan upaya PPK Kemayoran bersama Kemendikbud untuk mendaftarkan ketiga relief dan gedung eks Bandara Kemayoran sebagai bangunan cagar budaya.
“Kegiatan ini merupakan tugas bersama untuk tidak melupakan sejarah, bersama Kemendikbud kita juga sedang mengupayakan eks gedung bandara Kemayoran menjadi situs Cagar Budaya”, tutur Riski.
Sementara itu, Sekretaris Direktur Jenderal Kebudayaan, Sri Hartini menyampaikan bahwa kegiatan konservasi tersebut merupakan pijakan bersama untuk kembali menghargai dan memperkenalkan seni dan sejarah Indonesia.
“Semoga kegiatan ini membawa manfaat lebih luas lagi untuk kepentingan bangsa dan negara, menjadikan kolaborasi bersama untuk penguatan dalam mempertahankan ketahanan budaya dan sejarah”, ungkap Hartini.
Kegiatan konservasi apresiasi tiga karya relief eks Bandara Kemayoran tersebut dilakukan melalui kunjungan pelajar dan masyarakat untuk turut mengapresiasi, memahami dan memaknai betapa pentingnya menjaga dan melestarikan karya seni dan sejarah penerbangan yang pernah eksis di Kemayoran.
Berlangsung hingga lima hari yakni pada tanggal 17-21 Juli, kegiatan ini juga direncanakan akan dirangkaikan dengan kegiatan pendokumentasian, penulisan buku, apresiasi (pameran), publikasi, dan lomba vlog tentang ketiga relief.