Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan pendokumentasian relief Ex Bandara Kemayoran sebagai upaya tindak lanjut untuk menjadikan peninggalan sejarah tersebut sebagai cagar budaya nasional pada hari Selasa (16/4). Hal ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian tahapan pengumpulan data yang sebelumnya juga telah dilakukan oleh Pusat Konservasi Cagar Budaya bersama Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta pada hari Jumat (12/4).
Kemendikbud dan Pusat Konservasi Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta bersinergi dengan mengumpulkan data mengenai Gedung Ex Bandara Kemayoran termasuk unsur di dalamnya yaitu relief. Dalam pengumpulan data terdapat perbedaan diantara kedua instansi tersebut. Jika Pusat Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta melihat secara keseluruhan bangunan Ex Bandara Kemayoran, Kemendikbud memiliki fokus pengambilan data khusus pada relief yang terdapat dalam gedung tersebut.
Kepala Seksi Perlindungan Seni Rupa, Darmansyah mengatakan bahwa walaupun nantinya gedung Ex Bandara Kemayoran difungsikan sebagai tempat tertentu, namun unsur yang ada di dalam gedung tersebut termasuk relief harus tetap terlindungi.
Darmansyah menyampaikan perlunya mencegah berbagai tindakan yang dapat merusak relief seperti tindakan vandalisme. Lebih lanjut, Darmansyah mengatakan bahwa upaya pelestarian perlu dilakukan, sebagaimana rencana Kemendikbud untuk mengajak para pelajar untuk berkunjung guna menanamkan antusiasme pelajar terhadap tempat bersejarah.
Bentuk sinergitas untuk mewujudkan relief maupun gedung Ex Bandara Kemayoran menjadi cagar budaya nasional tidak hanya dari Kemendikbud dengan Pusat Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta saja, namun juga melibatkan banyak pihak, salah satunya yaitu peneliti. Yuke Ardhiati, seorang peneliti karya arsitektur Bung Karno turut hadir dalam proses pendokumentasian relief ini.
Yuke mengungkapkan bahwa tujuan pendokumentasian ini adalah untuk melestarikan karya seni yaitu relief. Selain sebagai upaya untuk menjadikannya sebagai cagar budaya, pendokumentasian relief ini rencananya akan diabadikan ke dalam buku sebagai catatan sebuah karya seni relief yang kemudian akan dipublikasikan kepada khalayak umum terutama pelajar, sehingga dapat menambah wawasan baru bagi masyarakat bahwa terdapat karya seni relief di Kemayoran.
“Harapan dari kegiatan ini nantinya kalau sudah ada bukunya, masyarakat luas akan dapat mengetahui mengenai tempat ini, sehingga muncul gerakan menyelamatkan bangunan cagar budaya", ungkap Yuke.
Kedepannya, ketika telah menjadi cagar budaya diharapkan seluruh pihak baik investor maupun pemerhati dapat ikut andil dan bekerjasama dalam memaksimalkan pemanfaatan relief dan Gedung Ex Bandara Kemayoran.