Kementerian Sekretariat Negara pada Jumat pagi (30/11), menggelar bincang santai "Mantul" atau singkatan dari "Mantap Betul" di Lobby Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara. Mantul merupakan media komunikasi baru Kemensetneg dengan masyarakat, melalui sharing informasi dan dialog langsung antara pemangku kepentingan di Kemensetneg dengan para awak media, influencer media sosial, dan kontributor berita Kemensetneg. Bincang santai Mantul dibuka oleh Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, didampingi Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadan Wildan; Staf Ahli Mensesneg Bidang Komunikasi Politik dan Kehumasan, Sugiri; dan Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Eddy Cahyono Sugiarto, serta menampilkan narasumber Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran, Medi Kristianto dan Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK), Winarto.
Mengangkat tema "GBK dan Kemayoran", edisi pertama Mantul yang dihadiri sekitar 80 orang rekan media, influencer, dan kontributor berita Kemensetneg ini bertujuan menginformasikan kepada masyarakat tentang berbagai capaian kinerja dan inovasi yang telah dikembangkan di Gelora Bung Karno dan Kemayoran.
“Kegiatan ini untuk sambung rasa, berdiskusi tentang inovasi di Kementerian Sekretariat Negara khususnya dua BLU di bawah Kementerian Sekretariat Negara, PPK Kemayoran dan PPK GBK. Nanti kita bisa langsung melihat bagaimana pengelolaan PPK Kemayoran dan PPK GBK”, kata Setya Utama.
Hutan Kota Kemayoran, the Last Piece of Land di Kota Jakarta
Direktur Utama PPK Kemayoran, Medi Kristianto menyampaikan bahwa kawasan Kemayoran adalah The Last Piece of Land di Kota Jakarta dengan luas 454 hektar. Selama 3 tahun terakhir ini Kemayoran sedang merevitalisasi Hutan Kota, yang luasnya 22,3 hektar sebagai ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Dikatakan bahwa lahan dan Hutan Kota Kemayoran merupakan dan aset pemerintah yang harus dikelola secara maksimal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara aktif.
Pengelolaan Hutan Kota Kemayoran telah diakui publik dengan mendapatkan penghargaan inovasi, yaitu pada Juni 2018 lalu berhasil masuk dalam “Top 99 Innovation” dari Kemenpan dan RB. Untuk menunjukkan komitmennya dalam menjaga lingkungan, pada tahun 2019 PPK Kemayoran akan mengalokasikan sekitar 30 milyar rupiah untuk merevitalisasi hutan kota, yang antara lain dialokasikan untuk membangun amphitheater, jembatan, tempat penangkaran burung dan kupu-kupu. Fungsi Hutan Kota Kemayoran yang disebut sebagai “Three Wonderful Journey”, merupakan sarana rekreasi, edukasi, dan konservasi. "Sebagai sarana rekreasi, akan ada jogging track, ada tempat bersepeda sebagai sarana edukasi, akan ada penangkaran burung dan kupu-kupu, tempat pembibitan, pengolahan sampah. Ketiga adalah konservasi, untuk pelestarian mangrove, penahan banjir, rumah pompa, dan sebagainya," kata Medi Kristianto.
Gelora Bung Karno Fokus Melayani Masyarakat
Terkait pengelolaan GBK, Pemerintah berkomitmen untuk melayani kepentingan masyarakat. Dengan total luas 279 hektar, 53% penggunaan kawasan GBK adalah untuk ruang terbuka publik dan tidak semata-mata dibangun gedung untuk urusan komersial. Acara bincang-bincang Mantul kemudian dilanjutkan dengan kunjungan para awak media, influencer media sosial, dan kontributor berita ke Hutan Kota Kemayoran dan kawasan Gelora Bung Karno.