Jakarta, ibukota Indonesia yang menjadi pusat pembangunan ekonomi tentu memiliki daya tarik bagi masyarakat. Tidak hanya datang untuk sekedar berkunjung namun Jakarta diyakini dapat menjadi lahan yang dapat menyediakan kehidupan yang lebih baik.
Mampu menawarkan janji akan ekonomi yang makmur, ramainya ibukota terus meningkat akibat pendatang dari daerah yang bernyali besar mengadu nasib di Jakarta yang berakibat menjadikan ibukota semakin padat seiring dengan pembangunan yang terus gencar dilakukan.
Sedikit menelisik sesak megapolitan ibukota beserta pembangunan yang tak henti dilakukan, banyak dampak yang ditemukan, melihat sudut lain Jakarta atas penduduk yang termarjinalkan, serta dampak fisik yang diderita oleh lingkungan Jakarta yang secara konkrit terlihat dari sulitnya akses udara bersih hingga perubahan cuaca yang ekstrim.
Berbicara tentang lingkungan dan cuaca ekstrim tentu erat kaitannya dengan musim penghujan yang sebentar lagi menyapa Jakarta. Tak dapat dielakkan berbagai dampak tentu akan muncul, khususnya ditengah padatnya Jakarta. Banjir telah menjadi sebuah persoalan klasik di beberapa titik Jakarta.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat namun untuk persoalan banjir sangatlah memerlukan sinergitas dan kerjasama yang nyata antar seluruh pihak.
Salah satu hal yang dilakukan dalam mewujudkan sinergitas tersebut adalah seperti yang dilakukan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) bersama Kecamatan Pademangan yang menggelar rapat pada hari Kamis (27/09) yang membahas mengenai antisipasi musim penghujan.
Selain dihadiri PPK Kemayoran dan pihak Kecamatan Pademangan, rapat tersebut juga diikuti oleh PLN Bandengan, PT. Pembangunan Jaya Ancol, dan beberapa instansi lainnya. Semua pihak yang hadir saling berkoordinasi untuk mencegah banjir di Ibukota. Khususnya di wilayah Jakarta Utara hingga Kemayoran Jakarta Pusat dengan mencegah genangan air dan memaksimalkan penggunaan rumah pompa serta menanamkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang berpotensi menyebabkan banjir.
Di akhir rapat, Camat Pademangan, Mumu Mujtahid menyampaikan perlunya seluruh elemen untuk terus meningkatkan koordinasi dan bersinergi untuk mengantisipasi dampak perubahan cuaca yang ekstrim.
“Untuk mengantisipasi musim penghujan kita harus bersama-sama saling berkoordinasi supaya input dan outputnya bagus. Jika kita saling bekerjasama dengan baik, maka tidak akan terjadi genangan”, jelas Mumu.