Tanah asli Betawi, itulah istilah yang seringkali didengar ketika kita berbicara tentang Kemayoran. Di tengah kota Jakarta kawasan ini menawarkan identitas kebudayaan Betawi yang terus berusaha memelihara eksistensinya melawan arus budaya luar yang semakin menyesakkan ibukota.
Memasuki Kemayoran dari sisi selatan di jalur utama bekas runway Kemayoran, mata kita akan langsung ditawarkan oleh patung perempuan dan laki – laki berbalut pakaian tradisional Betawi. Monumen ondel – ondel, itulah nama yang diberikan untuk ikon masyarakat Betawi tersebut.
Monumen ondel – ondel dibangun oleh Pusat Pengelolan Komplek Kemayoran, saat ini monumen tersebut tercatat dalam rekor MURI sebagai patung ondel – ondel terbesar di dunia. Terletak di kawasan yang dulunya terkenal dengan Bandar Udara Internasional pertama di Indonesia. Kini Kemayoran berkembang menjadi salah satu kawasan bisnis internasional Indonesia dan dikelola oleh PPK Kemayoran.
Sebagai kawasan bisnis yang terletak di ibukota, tentunya dunia metropolitan bahkan megapolitan menjadi tantangan bagi Kemayoran dalam menjaga identitas kebetawian yang dimiliki. Nilai – nilai budaya dan perilaku kultural masyarakat Betawi yang merupakan penduduk asli Jakarta seolah terus tergerus dalam perkembangan waktu.
Sulit untuk dielakkan bagaimana waktu kemudian menjadi tantangan bagi eksistensi budaya Betawi. Memelihara, menjaga dan menumbuhkan kembali budaya Betawi adalah langkah pasti yang dianggap perlu untuk dilakukan.
Kemayoran sebagai kawasan yang notabene merupakan tanah asli Betawi memegang peran untuk kembali menghadirkan Betawi sebagai identitas kebudayaan masyarakat Jakarta. Selain telah membangun monumen ondel – ondel, beragam kegiatan juga sering dilakukan oleh pengelola kawasan PPK Kemayoran sebagai agenda tahunan seperti khitanan massal yang dikemas dengan nuansa Betawi.
Kegiatan yang sudah langka ditemukan di Jakarta dimana anak- anak yang akan dikhitan yang disebut pengantin sunat diarak keliling Kemayoran dengan menggunakan delman dengan diiringi kesenian tradisional Betawi yaitu ondel – ondel. Kegiatan tahunan khitanan PPK Kemayoran tersebut juga seringkali dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian lain seperti gambang kromong maupun kesenian Betawi lainnya.
Tidak hanya melalui kegiatan tahunan, PPK Kemayoran juga terus aktif melestarikan budaya Betawi dengan mendukung aktivitas kebudayaan yang digelar di Kemayoran. Salah satunya adalah dengan mendukung kegiatan pagelaran seni budaya Betawi dan Nusantara yang dikenal dengan Kendoeri Kampoeng Kemayoran di area patung ondel – ondel Kemayoran. Kegiatan tersebut digelar untuk mengenang H. Benyamin Sueb, putera Betawi dari Kemayoran yang telah banyak berkontribusi terhadap perkembangan seni dan budaya Betawi di Indonesia.
PPK Kemayoran sebagai pengelola kawasan Kemayoran tidak hanya berupaya untuk memajukan kemayoran sebagai kawasan bisnis internasional, melainkan tugas tersebut juga selaras dengan perannya untuk berperan aktif sebagai pihak yang bertanggungjawab penuh atas pemeliharaan dan pengembangan seni budaya Betawi di Kemayoran.
Â
Kedepannya, lewat kerjasama dengan Lembaga Kebudayaan Betawi, PPK Kemayoran berencana untuk terus melakukan pemeliharaan nilai – nilai kebudayaan Betawi lewat berbagai kegiatan di Kemayoran, tanah asli Betawi.