Kegiatan berjalan-jalan sambil mengenal lebih dalam mengenai sejarah ataupun kisah pada tempat yang dikunjungi menjadi hobi yang cukup mengasyikkan. Bahkan beberapa pun melanjutkannya menjadi sebuah komunitas, atau bergabung dalam sebuah yayasan.
Salah satunya, Yayasan Sahabat Museum yang merupakan yayasan yang bergerak di bidang edukasi sejarah Indonesia pada hari Minggu 22 April 2018 melakukan kunjungan ke bangunan bersejarah di Kemayoran, yaitu Ex. Terminal Bandara Kemayoran dan Menara Air Traffic Control (ATC).
Rombongan yang dipimpin oleh Ade Purnama selaku pendiri, penggerak sekaligus penggagas Yayasan Sahabat Museum berjumlah sekitar 32 orang dengan berbagai latar belakang usia dan profesi datang dengan bus pada tengah hari dan didampingi oleh ahli sejarah Dr dr. Rusdhy Hoesein M.Hum, Iwan Santosa dan Misdianto sebagai narasumber.
Dalam kunjungannya ke Eks. Terminal Bandara Kemayoran, rombongan disuguhkan dengan sebuah relief indah nan cantik karya para seniman Indonesia yang dibuat atas permintaan Soekarno pada tahun 1957. Relief tersebut dikerjakan langsung oleh tiga seniman ternama Indonesia, yaitu Sindoesoedarsono Soedjojono, kemudian Harijadi Sumodidjojo, dan Surono. Mereka membuat 3 buah relief yang bertemakan Manusia Indonesia, Flora dan Fauna serta Kisah Sangkuriang.
Setelah mengunjungi Eks. Terminal Bandara Kemayoran, rombongan melanjutkan perjalanan ke Manara ATC. Menara ATC ini dulunya merupakan Menara ATC pertama di Asia dan dikenal dengan sebutan menara Tintin. Kenapa disebut Menara Tintin, karena menara ini tampil di komik petualangan Tintin yang dikenal dengan rambut jambulnya yang khas dan unik. Cerita petualangan Tintin berjudul "Flight 714" tentang kisah tiga tokoh khayalan komikus Herge, yakni Tintin, Kapten Haddock, dan Professor Calculus, mendarat di bandara Internasional Kemayoran, Jakarta, untuk pemberhentian terakhir penerbangan 714 dari London sebelum menuju ke Sydney.
"Itu! Lihat! Kemajoran!...Apakah ini Djakarta atau bukan?" kata Professor Calculus kepada Tintin dan Kapten Haddock, demikian kutipan di komik yang terbit 1968 itu.
Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat lebih mengenal sejarah Bandara Internasional pertama di Indonesia, yaitu Kemayoran.