Selasa (29/9), Direktur Utama PPK kemayoran, Tabrie menghadiri undangan dalam rangka peringatan HUT ke-53 GBK di depan Istora Senayan GBK. Hadir dalam perayaan tersebut, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Seskemensetneg, Setya Utama, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Maritim, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kemensetneg, Winata Supriyatna dan Direktur Utama PPK-GBK, Nofel Hasan.
Mensesneg dalam pesan pidatonya mengharapkan adanya perbaikan fasilitas sarana dan prasarana Stadion GBK untuk menyambut Asian Games ke-18.
“Kalau kita mengadakan renovasi mestinya kondisinya lebih baik dibandingkan waktu pertama kali dibuat dulu, karena waktu dibuat dulu banyak keterbatasan, keterbatasan anggaran, keterbatasan ilmu sekarang kita bisa memfasilitasi lebih banyak tamu, memfasilitasi mungkin VVIP misalnya sebagai suatu contoh”, ujar Mensesneg.
Disamping sarana dan prasarana, Mensenseg juga meminta untuk memikirkan faktor keamanan penyelenggaraan Asian Games ke-18, “Seandainya 30 Kepala Negara ikut nonton sepakbola apa yang harus dlakukan, bagaimana dengan keamanannya, bagaimana dengan mobilitasnya, keluar-masuk kendaraan VVIP-nya, dan lain-lain”.
Lebih lanjut Mensesneg juga menghimbau bahwa sesuatu yang tidak dipikirkan setengah abad yang lalu ketika Stadion GBK dibangun, harus kita perbaiki dan membuatnya lebih baik dari waktu pertama kali dibangun. “Ada beberapa pekerjaan besar ke depan, mohon dukungan Bapak-Ibu sekalian, kita ingin memanfaatkan momentum keperluan Asian Games untuk memperbaiki lingkungan menjadi lebih baik”, ujar Mensesneg.
Mensesneg menilai bahwa GBK dan Kemayoran bukan semata-mata untuk kepentingan internal, tetapi mempunyai peran yang besar untuk masyarakat Jakarta, sebab kemana lagi masyarakat Jakarta bisa menikmati tempat untuk melakukan aktivitas sosial seperi olahraga, anak-anak bisa bermain futsal, dan berekreasi menikmati lahan luas dan asri kalau tidak di GBK dan Kemayoran.
“Kita punya peran penting, Kemayoran dan GBK bisa jadi paru-paru kota, bisa memperbaiki Jakarta dan membuat GBK menjadi lebih baik”, pungkas Mensesneg (Humas Kemensetneg/DAR)