Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi bersama 100 orang anggota Masyarakat Cinta Masjid (MCM) melakukan kunjungan ke Masjid Akbar Kemayoran pada Jumat (28/12). Rangkaian acara diawali dengan sholat Jumat dan dilanjutkan dengan dialog bersama yang membahas mengenai upaya menjadikan masjid menjadi tempat peribadatan yang sejuk.
Dialog tersebut dihadiri juga oleh Direktur Perencanaan dan Pembangunan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran), Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan masyarakat sekitar Kemayoran.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta terhadap masjid dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Adanya silaturahmi ini semoga hubungan kita semakin cair, masyarakat menjadi semakin cinta terhadap masjid, dan masjid menjadi tempat peribadatan yang sejuk, bebas dari kepentingan, serta berguna untuk masyarakat”, jelas Budi.
Wakil Ketua Bidang Peribadatan dan Dakwah Masjid Akbar Kemayoran, H. Muhammad Nuh menyampaikan bahwa selama ini pengurus Masjid Akbar Kemayoran berupaya untuk membuat masjid menjadi sejuk.
“Hampir semua masjid hari ini dipakai untuk kampanye, namun tidak dengan Masjid Akbar Kemayoran. Selama ini Masjid Akbar Kemayoran tidak pernah terkontaminasi politik. Masyarakat sekitar Masjid Akbar cinta damai dan mengagungkan persatuan, mengakui yang benar adalah benar yang salah adalah salah. Kita ingin selamat dunia akhirat, maka kita saring informasi. Masjid jangan sampai terkotori oleh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan”, jelas Muhammad Nuh.
Budi Karya Sumadi juga membuka sesi tanya jawab bagi para peserta yang hadir dan mengajak peserta untuk memakmurkan masjid.
“Ada hal yang perlu kita pikirkan bersama yaitu bagaimana memakmurkan masjid. Ada berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut, cara yang paling baik adalah bagaimana pengurus masjid membentuk satu unit usaha yang bisa menghasilkan. Pengurus tidak harus melakukan kegiatan di masjid, bisa diwakili oleh yayasan. Yayasan yang membawahi masjid memiliki kegiatan-kegiatan di luar kegiatan masjid, dari kegiatan tersebut mampu meningkatkan produktivitas”, jelas Budi.
“Semoga masjid tidak tersebar pemikiran yang menjerumuskan dan menakut-nakuti masyarakat karena mesjid merupakan tempat yang efektif dalam menyampaikan sesuatu", tutup Budi.