Animo pengunjung tidak surut memasuki hari terakhir gelaran Java Jazz 2018 Minggu (04/03). Pengunjung silih berganti memasuki hall-hall di area JI Expo Kemayoran untuk menikmati pertunjukan apik dari berbagai artis local dan internasional Java Jazz pada hari itu. Penggemar para musisi yang tampil tidak hanya berasal dari domestik namun juga dari mancanegara. Terlihat pada beberapa hall yang menampilkan musisi internasional turut dinikmati juga oleh penonton luar negeri yang terhanyut dengan lagu-lagu yang dibawakan.
Ada yang berbeda dari acara Java Jazz hari terakhir ini dibandingkan dengan hari kedua, yaitu adanya dua penampilan special show dari Lauv dan Goo Goo Dolls. Kedua musisi internasional tersebut memiliki penggemar masing-masing yang cukup banyak sehingga di depan area Hall D2 kembali dipadati oleh para penggemar yang mengantri menantikan pertunjukan special show.
Musisi Amerika, Lauv, membuka pertunjukannya dengan lagu hits miliknya “Paris in the Rain” yang sukses membuat penggemarnya berteriak histeris dan bernyanyi bersama. Dilanjutkan dengan lagu-lagu andalan lainnya yaitu “Comfortable” dan “Reforget” Lauv bernyanyi santai dan duduk di bibir panggung.
Masih di hall D2, Goo Goo Dolls yang dijadwalkan naik panggung pukul 22.30 tampil sangat memukau para penonton. Pengunjung yang mayoritas berusia 30-45 tahun sudah mengantre sejak pukul 21:10 WIB. Sebagai penutup acara Java Jazz 2018, Goo Goo Dolls berhasil memeriahkan suasana hati penggemarnya. Band yang terbentuk pada 1986 itu membawakan tiga lagu pembuka tanpa jeda, yakni Over & Over, Big Machine dan Slide.
Selain itu, ada pula penampilan grup musik jazz asal British, Incognito. Sang gitaris Jean-Paul ‘Bluey’ Maunick mengatakan Incognito memberi penampilan berbeda pada event ini. Penampilan mereka kali ini berkolaborasi dengan beberapa penyanyi Indonesia, salah satunya yaitu Petra Sihombing.
Di hall D, penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat, Jhene Aiko, melantunkan lagu-lagu miliknya yang banyak digemari penonton. Penyanyi R&B tersebut menghipnotis pengunjung untuk berdiri dan menari di depan panggung. Meskipun di dalam hall tersebut disediakan kursi, namun penonton berkumpul di depan agar bisa melihat idolanya dari dekat dan menikmati lagu dengan bebas.
Tak hanya itu, penonton juga disuguhkan dengan musisi saxophone yang tergabung dalam grup Saxx in the City. Dilanjutkan dengan penampilan dari Kennedy Adminstration, Neighbors Complain, serta penampilan musisi bertalenta local Maliq and D’Essentials dan Ecoutez menambah kemeriahan hari terakhir Java Jazz 2018.
Musisi yang dihadirkan oleh penyelenggara Java Jazz Festival tahun ini sangat beragam, baik talenta muda kekinian seperti Jaz hingga musisi lawas The Rollies dan Indonesian Legends 80/90. Tujuannya, gelaran music jazz internasional tersebut dapat dinikmati oleh berbagai kalangan serta keluarga. Terlihat sekelompok muda-mudi hingga kalangan dewasa menikmati pertunjukan kegemaran masing-masing dengan santai.
Sebagaimana yang dikutip dari pikiranrakyat.com, Nikita Dompas selaku Koordinator Program Java Jazz Festival mengatakan bahwa Java Jazz Festival ke-14 ini menampilkan musik yang ditampilkan beragam tapi tetap dengan akar jazz sesuai dengan tema tema "Celebrate Diversity with Jazz". Menurutnya, jumlah panggung dan pertunjukan di tahun ini lebih sedikit. Tahun lalu, terdapat 120 pertunjukan selama tiga hari di 14 panggung. Sementara tahun ini sekitar 108 pertunjukan di 11 panggung. Hal ini dimaksudkan agar penonton bisa lebih fokus menonton pertunjukan.
Harapannya, dengan adanya gelaran tahunan Java Jazz ini dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Baru Bandar Kemayoran serta menumbuhkan kreativitas musisi-musisi Indonesia.