Denok Marty Astuti, memberikan penjelasan perihal pentingnya pengelolaan sampah bagi sebuah kawasan khususnya kawasan Kemayoran. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah mandiri yang diadakan oleh PPK Kemayoran, Rabu (17/16) Auditorium Lt.2 Gedung kantor PPK kemayoran dan di ikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai PPK Kemayoran.
Denok, memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis sampah, cara memilah sampah dan bagaimana mengelola sampah tersebut menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Denok menyampaikan bahwa Data terakhir Dinas Kebersihan Jakarta, menunjukkan jumlah sampah Jakarta sampai saat ini ± 27.966 M³ per hari. Sekitar 25.925 M³ sampah diangkut oleh 757 truk sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Sisa sampah ± 2041 M³ yang tak terangkut menjadi masalah yang masih menunggu untuk segera diatasi. Sampai kini, Jakarta masih sangat bergantung terhadap satu-satunya TPA di Bantar Gebang. Jadi kalau mau kita hitung. Penduduk DKI Jakarta dapat membangun 1 Candi Borobudur setiap 2 Hari dari tumpukan sampah. Dalam setahun, kita dapat membangun 185 buah Candi Borobudur.
Itulah yang menjadi alasan wanita lulusan Fakultas ekonomi Universitas Indonesia itu ingin sekali mengelola sampah dan menerapakan sistem 4R dalam pengelolaannya. Peran serta masyarakat menjaga lingkungan pun menjadi salah satu faktor yang penting dalam pengelolaan sampah.
Pembuatan biopori, pembuatan kompos dan pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar sampah pun bisa dilakukan sehingga menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai jual yang cukup potensial.