Dahulu hutan kota Kemayoran merupakan sebuah rawa dan tempat pembuangan sampah. Melalui Gerakan Indonesia Menanam yang dipelopori Menteri Kehutanan (saat itu) MS Kaban tahun 2006, tempat pembuangan sampah itu ditanami ribuan bibit pohon. Dalam empat tahun, lahan itu bermetamorfosis menjadi hutan kota yang sangat teduh. Pada waktu itu, Sebanyak 1.700 jenis tanaman, seperti angsana, akasia, kiara, pulai, sengon, ketapang, bintangur, meranti, hingga trembesi, tumbuh rapat di sana. Pepohonan itu juga menjadi rumah bagi 87 spesies burung, seperti belibis, pelatuk, tekukur, kutilang, dan trujukan
Kini, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran selaku Pemegang HPL Kawasan Kemayoran sudah melakukan berbagai macam revitalisai untuk mempercantik hutan kota yang berfungsi sebagaiĀ paru-paru kawasan Kemayoran yang nantinya akan dibuka untuk umum.
Sebelum masuk, pengunjung akan disuguhkan dengan dinding yang bertuliskan Hutan Kota Kemayoran dimana lokasi tersebut bisa dijadikan tempat selfie. Menelisik lebih dalam, nantinya pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan nan indah dan cantik dengan adanya taman-taman tematik yang dipadukan dengan kursi taman sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan.
Selain itu, PPK kemayoran akan membangun beberapa jembatan, plaza, perbaikan jogging track dan panggung diatas air yang nantinya bisa digunakan untuk berbagai kegiatan. Untuk membantu mengawasi para pengunjung, PPK Kemayoran juga akan membangun menara pengawas dan juga menyediakan papan informasi yang nantinya akan berguna untuk memberikan informasi seputar hutan kota Kemayoran.
Untuk kedepannya, hutan kota Kemayoran tidak hanya sebagai tempat rekreasi saja tetapi bisa juga dijadikan sebagai hutan edukasi dimana para pengunjung bisa mengenal tumbuhan, jenis-jenis burung, sekaligus bisa melakukan kegiatan menanam pohon