Untuk menumbuhkan kesadaran akan kelestarian lingkungan, Pusat Pengelolaan KOmplek Kemayoran mengajak Siswa dari SMP Calvin, Kemayoran untuk melakukan penanaman Pohon. Hal ini juga dilakukan untuk menambah ruang terbuka hijau di Jakarta.
Penanaman pohon disertai aksi pungut sampah dan pembuatan lubang biopori dilakukan di Hutan Kota Kemayoran, kemarin. Pantauan di lokasi, baik para siswa maupun para pejabat dari PPKK terlihat antusias dan tidak takut terkena kotoran. Pegawai dan para siswa SMP Calvin memunguti satu persatu sampah yang ada untuk dimasukan ke kantong plastik.
Direktur Utama PPKK Dwi Nugroho mengatakan, kegiatan ini dibuat agar mengedukasi para peserta usia dini mengenal pelestarian Hutan Kota yang ada di kawasan Komplek Kemayoran. Dengan demikian diharapkan akan tercipta generasi yang lebih peduli lingkungan. Dalam kesempatan itu Dwi juga sempat mengajak para peserta untuk mengurangi penggunaan plastik saat belanja. “Kedepan kita juga akan buka tidak hanya untuk pelajar, melainkan juga publik lainnya,” paparnya.
Nantinya bilamana Hutan Kota dibuka untuk publik, sambung Dwi, diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan. Sebab selain sebagai hutan kota, di kawasan yang berbatasan dengan wilayah Pademangan ini akan ditanami pohon pohon langka. Artinya perbaikan hutan kota merupakan pekerjaan yang dilakukan secara serius untuk kebaikan bersama. “Jadi kalau mereka masuk dalam keadaan bersih, maka keluarnya pun tetap dalam kondisi lingkungan bersih. Tapi kalau mereka datang ke sini hanya untuk mengotori kita tegur,” tegasnya.
Sementara itu, PPK Kemayoran sendiri mengaku akan melakukan perawatan Hutan Kota seluas sekitar 21 Ha yang telah lama mengalami pengrusakan. Dwi mengatakan kebutuhan akan ruang terbuka hijau memang masih jauh dari ideal, dan hal tersebut menjadi konsern pihaknya. Bukti lain dari keseriusan PPKK dalam menambah ruang terbuka hijau adalah dengan tidak memperpanjang kawasan Driving Golf di kawasan Senayan. Selanjutnya kawasan tersebut juga akan dijadikan hutan kota.
“Dengan banyaknya hutan kota, tentu akan ada alternatif lokasi rekreasi bagi warga Jakarta, tidak selalu ke pusat perbelanjaan. Ini juga bisa merubah mental konsumerisme menjadi lebih peduli, baik terhadap sesama maupun terhadap lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu Steven, salah seorang peserta penanaman pohon mengaku senang. Setelah mendapat penjelasan akan pentingnya tumbuhan. Bahkan dirinya akan melakukan perawatan terhadap pohon delima yang ditanamnya. “Saya senang, karena dengan menanam saya bisa melihat perkembangannya, tidak dalam waktu singkat, tapi ini bisa jadi bagian sejarah hidup saya,” ujarnya usai menanam pohon. (wong)
sumber:http:www.klikaktifis.com